Yesaya 53:6 mengatakan;
“Bahwa sesatlah kita sekalian seperti domba,
masing-masing kita balik kepada jalannya sendiri..........”
Domba terkenal sebagai binatang yang lemah lembut dan
penurut, tidak keras kepala dan pemberontak seperti kambing. Walaupun dimikian,
ada juga sifatnya yang kurang baik, yang seringkali membuat mereka tersesat.
Perhatikanlah seekor domba yang sedang asyik
merumput................ Dia tidak akan mengangkat kepalanya, melainkan tunduk
saja memperhatikan rumput yang ada di depan matanya.
Dia hanya akan maju atau pindah ke kiri atau ke kanan, jika rumput di
depannya sudah kurang memuaskan. Hampir tidak pernah dia mengangkat kepalanya
untuk memandang jauh ke depan dan memperhatikan arah yang ditempuh oleh
gembalanya. Yang perlu baginya hanyalah rumput hijau yang memuaskan
kebutuhannya saat itu.
Inilah sebabnya, mengapa tidak jarang terjadi domba itu
sesat dan hilang di dalam jurang atau lembah!!
Bukankah Kitab Suci menyebutkan, bahwa kita ini bagaikan
domba-domba dan Yesus adalah Gembala yang baik? .........Namun, betapa
seringnya kita tidak dapat mengikuti jejak langkahNya, karena kita begitu sibuk
dan asyik menikmati berkat-berkat rohai berupa pembukaan Firman Tuhan serta
sekaligus merasakan berkat-berkat jasmani yang dilimpahkan atas kita, sehingga
kita lupa akan tujuan akhir perjalanan hidup rohani kita.
Kita terbuai oleh makanan yang berlimpah di depan hidung kita, sehingga
kita tidak sadar, bahwa sasaran utama yang sebenarnya yaitu; Pembentukan Tubuh
Kristus yang sempurna, belum tercapai.
Gembala Agung kita menghendaki agar sesekali kita
mengangkat mata dan memandang sekeliling, melihat jauh ke depan, di mana ladang
gandum sudah menguning. Tubuh Kristus sudah harus segera terbentuk, sebab
kedatanganNya untuk menjemput Mempelai PerempuanNya sudah di ambang pintu.
“......Angkatlah matamu, pandanglah segala ladang, karena
sekarang ini sudah masak semuanya, sedia akan dituai......”
-Yahya 4;35b-.
No comments:
Post a Comment