Saturday 24 August 2013

KEMBALI



Oleh : Pdt. In Juwono
Dimana-mana pemerintahan di dunia ini ingin memperbaiki dan menerbitkan struktur pemerintahannya bagi kesejahteraan rakyat dan masyarakatnya. Tidak beda halnya dalam jajahan Romawi di bawah Kaisar Agustus, di mana terjadi sensus penduduk sehingga masing-masing harus kembali ketempat asalnya.
Demikian juga Yusuf dan Maria harus meninggalkan Nasaret untuk kembali ke kota asalnya yakni Betlehem (artinya Rumah Roti) di negeri Yehuda, Kalau bayi Yesus, yakni Anak Domba Allah Penebus umat manusia, dilahirkan di sebuah kandang dan di baringkan dalam palungan (sedangkan palungan adalah tempat makanan binatang-binatang yang di gembalakan), maka seolah-olah Yusuf mengambil kedudukan seorang gembala. Dan jika ia adalah keturunan Daud, maka ia telah “kembali” pada jabatan semula leluhurnya, yakni Daud yang adalah juga seorang gembala domba-domba (1 Samuel 16:11).
     Kalau pemerintah di dunia ini memperhatikan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran rakyatnya, terlebih pemerinta kerajaan Surga dengan kelahiran Sang Juru Selamat dan Pendamai antara manusia dengan Allah supaya manusia yang menjadi umatNya karena penebusanNya, beroleh damai sejahtera, hidup dalam keadilan  - kebenaran dan diberkati. Jalannya adalah jika kita “kembali” pada penggembalaanNya dan ini berarti:
1.    Kembali kepada Allah untuk lebih mengenalNya dan mengalami kehidupan yang dibangun serta bertumbuh rohani ( seperti hujan awal dan hujan akhir ).
Hosea 6 : 1 – 3
Sekalipun untuk ini kita diijinkan Tuhan untuk mengalami hajaran atau pukulan guna menyadarkan kita agar kembali kepadaNya, karena IA mengasihi kita. Kembali kepada Allah, untuk saling kembali satu dengan lainnya dalam hubungan nikah dan rumah tangga, juga dalam hubungan dengan sesama.
2.    Perbaikan dalam hubungan kekeluargaan, di mana ayah kembali kepada anak-anaknya dan sebaliknya. Kegenapannya terjadi pada kedatangan Tuhan yang kedua, sebelum terjadi penghukuman yang besar dan dahsyat itu.
Malaeakhi 4:1,5-6
Jika kita ingin luput dari penghukuuman yang dahsyat, biar kita mau mengalami perbaikan dalam hubungan kekeluargaan dimana orang tua dengan anak-anak saling kembali dan diperdamaikan.
3.    Kembali kepada kasih Allah untuk menjadi kehidupan yang dikasihi dan dipilih oleh Allah seperti Yakub. – Ini berarti kita harus menghargai kasihNya dalam usaha kegiatan ibadah dan tahbisan, tidak bermegah atas kemampuan diri sendiri.
Maleakhi 1 : 1 – 6; Rum 9 : 10 – 13
Kitab Maleakhi adalah kitab yang banyak bicara hal “kembali”,– walaupun dalam Maleakhi 1:1-6 tidak dijumpai perkataan “kembali” namun isinya adalah kembali pada kasih Allah dan jangan di kuasqai oleh hawa nafsu seperti Esaf ( Ibrani 12 : 16 – 17).
Inilah berita Natal yang disampaikan dalam “KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN KABAR MEMPELAI” yang telah diadakan di gedung “ GO SKATE” Surabaya Indah pada hari senin tanggal 28 Desember 1981 yang baru lalu.
Klimaks daripada undangan Tuhan untuk “kembali” ini dinyatakan dalam kehidupan muda remaja lari dari dan merebahkan diri di mezbah Tuhan dengan cucuran dan linangan air mata diikuti degan tindakan berdamai dan kembali kepada orang tua, setelah lebih dahulu kembali dan berdamai dengan Allah.
Perhatian daripadqa umat Kristen begitu besar, sehigga padat oleh para pengunjung yang jumlahnya melebihi kapasitas tempat duduk gedung itu sendiri, kendatipun hujan yang sangat lebat dan genangan air yang tinggi dibahagian utara kota Surabaya. Namun semuanya ini seijin Tuhan, karena IA sangat memperhatikan dan mengasihi umatNya, khususnya yang berdiam di kota Surabaya.
**********

No comments:

Post a Comment