(Kebaktian II, Rabu
17 September 1980, pagi)
Ciptaan yang terakhir dari
berbagai-bagai ciptaan Tuhan oleh kuasa Firman-Nya adalah ciptaan yang terindah
berupa manusia dalam persekutuan nikahnya.
Hari yang ke tujuh adalah hari
perhentian daripada Tuhan dan Dia meresakan suatu kesukaan dalam hati-Nya jika
ciptaan-Nya itu dititik selesaikan dengan terwujudnya kehidupan nikah yang
berbahagia.
Nikah
itu adalah nikah secara lahiriah yaitu hubungan antara Adam dan Hawa. Tuhan
begitu bergemar melihat buah ciptaan-Nya dalam bentuk hubungan nikah yang
sangat harmonis, sebab pribadi Adam adalah pribadi suami yang sempurna dalam
kemuliaannya dab sempat mengalirkan kemuliaan itu pada isterinya yang di
jadikan bukan dari tulang kaki atau tulang kepala, tetapi dari sebilah tulang
rusuk untuk mendapatkan kehormatan secara wajar. Isteri itu bukan untuk
diinjak, juga bukan untuk di agung-agungkan melainkan untuk di hormati sesuai kedudukannya
sebagaimana asal usulnya yaitu dari sebilah tulang rusuk yang lemah; di bentuk
menjadi sederajat dengan orang laki-laki bahkan di kaitkan sewaris dengan orang
laki-laki. Itu sebabnya Tuhan perintahkan kepada suami untuk harus menghargai
istri itu sebagai pendamping, penolong yang satu tubuh dengannya untuk akan
diberkati oleh Tuhan.
Kerinduan daripada Allah Bapa
sebagai penguasa atas segala sesuatu adalah mengadakan perjamuan nikah yang
besar bagi satu-satunya putra yaitu Kristus, sehingga Allah bekerja dengan
Roh-Nya yang suci pada akhir zaman ini, justru pada saat manusia melakukan
banyak pelanggaran dan segala kesesatan yang menuju pada kesempurnaan
kejahatan, untuk membuktikan kuat kuasa-Nya demi menciptakan suatu ciptaan yang
mulia yaitu siding-Nya yang oleh satu-satunya korban… korban Kristus, mengalami
suatu proses penyucian untuk menjadi sempurna! Bagi Allah tidak ada sesuatu
yang mustahil. Dia member kesempatan dengan kuasa Firman Penciptaan-Nya pada
zaman yang akhir ini yakni menjelang hari ke tujuh; dalam Alkitab diistilahkan
menjelang seribu tahun kerajaan. Waktunya sudah terlalu singkat! Tuhan
menciptakan menusia dalam wujud mempelai itu adalah pada hari yang ke enam
(hari yang terakhir) …. menunjuk zaman yang sudah akhir dimana sidang-Nya itu
harus bergegas dalam jalur lomba rohani untuk segera mencapai hadiah yang di
sediakan oleh Allah yaitu mahkota kemuliaan. Jangan kita menjadi kehidupan
Kristen yang memyalah gunakan kesempatan yang sedikit ini untuk hidup dalam
dosa, terlebih dosa sex yang sangat jahat ini, tetapi sebaliknya biar kita mau
menyerahkan kehidupan nikah itu untuk mengalami penyucian lewat Firman-Nya
supaya kita boleh di terima menjadi anggota tubuh Kristus yang di sempurnakan!
Epesus
5 --- Ini bukan
sekedar peraturan untuk pemberkatan nikah di gereja; kalau hanya merupakan
peraturan, maka kita sudah membatasi kekuatanNya dengan peraturan-peraturan
kegerejaan berarti kita mengabaikan satu perkara besar yang bisa dibuatkan oleh
Firman Allah.
Epesus 5:22-27 ---- Firman Allah menyatakan bahwa nikah
jasmani itu erat dengan nikah rohani, yaitu antara Kristus sebagai Kepala
dengan sidangNya.
Nikah
jasmani itu dimuliakan oleh Tuhan untuk dibawa pada nikah yang rohani, itu
sebabnya jangan nikah itu dihancurkan oleh problem-problem dunia ini sehingga
luput dari rencana Tuhan yaitu untuk menghadapkan sidangNya (yang terdiri dari
orang-orang yang mengalami proses penyucian) sebagai mempelai perempuan bagi
mempelai laki-laki itulah Kristus sendiri.
Ini yang dikatakan Tuhan itu
melakukan/mengerjakan yang menjadi kehendak Allah yang mengutus Dia dan
menggenapkannya yaitu merebut perempuan yang jatuh; yang nikahnya rusak ---
perempuan Samaria (Yahya 4); Dia tidak
akan berhenti bekerja sebelum nikah-nikah di bumi ini mengalami perbaikan untuk
dikembalikan pada proporsi yang semula yaitu untuk menjadi nikah yang suci;
yang sempurna dan diterima menjadi anggota tubuh Kristus! Korban Kristus itu
bukan sekedar untuk menyembuhan yang sakit; menghiburkan yang susah; menguatkan
yang lemah; membangkitkan yang mati dsb.; memang itu penting, tetapi Tuhan
menghendaki lebih dari pada itu yaitu supaya Korban Kristus yang besar itu akan
mencapai suatu hasil yang besar juga yakni kesempurnaan sidangNya. Haleluyah !
Ini sekilas yang menjadi inti dari
Kabar Mempelai; kita sedang menuju ke sana secara nubuatan, tetapi prakteknya
adalah kehidupan nikah dibumi ini yang sedang di garap oleh Tuhan lewat proses
penciptaan dalam sistim penyucian atas pribadi suami-isteri dan juga anak-anak
sebagai buah nikah. Jadi Kabar Mempelai ini bukan hanya untuk suami-isteri atau
bapak ibu saja; sebab pribadi-pribadi yang belum nikah/pribadi anak-anak itu
diperintahkan oleh Tuhan untuk menghormati ibu-bapak supaya umurnya
diperpanjang. Kalau anak itu merasa dirinya sebagai hasil nikah orang tuanya,
maka nikah orang tua itu harus dihormati, supaya anak yang hormat pada orang
tuanya juga akan diberi kesempatan untuk masuk dalam pembentukan mempelai
perempuanNya --- sidang yang sempurna ! Saat kejadian-kejadian yang hebat, yang
sangat mengganggu dunia ini, terutama untuk hidup remaja dan anak-anak!
Kalau saya boleh katakan, hidup
anak-anak dan remaja sekarang ini, sungguh-sungguh berbahaya sekali ! Banyak
orang tua menjadi resah kalau melepaskan anak-anak itu pergi sendiri;
sungguh-sungguh orang tua itu harus banyak berdoa untuk keselamatan
keturunannya yang hidup pada zaman yang sudah luar biasa ini, dimana anak-anak
muda itu berjatuhan dalam dosa yang diancam oleh hukuman Allah --- “Hendaklah nikah
itu suci dan dihormati; sebab siapa yang berzinah dan melacur (bersundal) itu
dihukum Allah” (Iberani 13:4).
Dosa sekarang ini adalah dosa
pezinahan dan pelacuran yang luar biasa ! Itu sebabnya anak-anak muda itu perlu
sekali mendengar Firman Tuhan, yaitu satu kabar yang sungguh-sungguh
mengingatkan hidup muda itu untuk berhati-hati, sebab banyak kehidupan muda,
setelahnya mendengar Firman Allah, bisa merasa bahwa sejak kecil sudah pernah
jatuh, sehingga mereka mengadakan suatu pengakuan. Oleh Firman Allah mereka
jadi tahu jalan mana yang harus ditempuh, agar hidupnya itu tidak terus berada
bahkan lebih masuk dalam dosa.
Matius 21:15-17
Betania
artinya: Rumah kurma --- kurma itu selalu rasa manis.
Kita
harus terima ini dalam pengertian yang rohani, bukan semata-mata Tuhan itu
mencari kurma untuk dimakan, tetapi tidak ada kata-kata dalam Alkitab yang
tidak mengandung arti rohani untuk zaman sekarang ini.
Tampaknya seperti Tuhan itu merasa
pahit dalam meghadapi sikapnya orang-orang itu (imam-imam kepala dan ahli-ahli
torat); sehingga ayat mengatakan : Tuhan tinggalkan mereka dan kemudian pergi
ke Betania. . . .
Ada sesuatu yang membuatkan hati
Tuhan itu seperti terasa pahit, sehingga Dia pergi ke Betania dan menginap di
sana, untuk keesokan harinya Dia kembali ke tempat itu karena pekerjaanNya
belum selesai, Dia tidak takut tantangan !
Dalam perjalananNya kembali itu, Dia
menjumpai pohon ara yang kering (tidak berbuah) --- (Firman Tuhan pada
kebaktian I).
Ayat
15-16 --- Di sini kita melihat bahwa
Tuhan langsung mendapat tantangan dari pimpinan-pimpinan kaabah Allah yaitu
imam-imam agung dan ahli-ahli torat yang tidak senang dengan adanya suatu
kegerakan, suatu kebangunan, sorak-sorai dari anak-anak kecil !
Hati
dari pimpinan-pimpinan kaabah ini tidak senang mendengar anak-anak itu
menyerukan: “Hosana!”. Hosana itu artinya suatu seruan pemujaan atau seruan
kasih yang mendalam atau suatu penyembahan. Ini yang sudah diserukan oleh
anak-anak kecil itu, sehingga walaupun manusia tidak senang, tetapi Allah menerimanya.
Tuhan suka umatNya itu adalah umat
yang suka berdoa dan menyembah Dia, sebab sikap yang sedemikian ini yang
sungguh-sungguh dinantikan oleh Tuhan, tetapi kenyataannya, dari segala macam
kebaktian yang pernah di kerjakan oleh anak-anak Tuhan, yang paling tidak
mengalami kebangunan adalah kebaktian doa; kalau menyanyi, masih semangat;
kalau Firman Tuhan, masih juga berusaha untuk mendengarkan, tetapi secepatnya
diajak berdoa, maka itu merupakan satu rohani dalam sembahyang. Kalau tidak ada
roh penyembahan kepada Tuhan, maka doa itu hanya terbatas pada
kata-kata/kalimat dari pendeta. Itu yang menyebabkan hati Tuhan tidak merasa
puas, sebab tidak ada pemujaan kepada Tuhan.
Memang
ada suatu alasan yang menyebabkan pimpinan-pimpinan kaabah itu tida senang
kalau terjadi suatu mujizat, apalagi ditambah dengan pujian anak-anak itu bagi
Tuhan; sebab dengan adanya mujizat-mujizat itu, kepentingan pribadi mereka
seperti terancam, mungkin kedudukannya, mungkin sesuatu yang memberikan
keuntungan secara keuangan. Itu sebabnya mereka mengadakan suatu reaksi
terhadap kenyataan mujizat yang terjadi. Tetapi saya tidak bermaksud menerapkan
ini sekarang, mungkin lain kesempatan kalau Tuhan ijinkan.
Saya ingin mengajak Saudara beralih
ke “perhatian Tuhan pada manusia”. Perhatian Tuhan terhadap kita itu dimulai
dari anak-anak, sebab perhatian Tuhan itu terutama di tujukan pada buah
kandungan, yaitu anak-anak. Itu sebabnya kita sebagai orang tua,
sungguh-sungguh perlu memperhatikan apa yang menjadi kehendak Tuhan, terutama
mengenai anak-anak kita !
Mazmur 127:1-3
Anak-anak
itu merupakan hadiah dari pada Allah dan buah kandungan itu adalah upah, tetapi
juga anak-anak itu sebenarnya adaah milik Tuhan.
Alasan ini yang membuatkan orang tua
itu harus sungguh-sungguh memperhatikan anak-anak. Seperti Tuhan itu memberi
suatu kesempatan bagi anak-anak di dalam kaabah itu untuk mengadakan suatu
pemujaan kepada Tuhan dan hal ini secara langsung diperhatikan oleh Tuhan,
apapun tantangannya; sebab anak itu adalah milik pusakanya Tuhan untuk kemudian
dihadiahkan pada orang tua. Begitu besar arti dari anak-anak yang di
anugerahkan Tuhan bagi satu keluarga. Itu sebabnya anak-anak tidak cukup
diserahkan pada guru-guru sekolah untuk menjadi pandai, atau kepada orang lain,
sebab yang menerima hadiah dan kepercayaan itu adalah orang tua sendiri. Jadi
untuk mendewasakan anak, itu adalah tanggung jawab dari orang tua yang sudah
melahirkan anak itu ! Tidak bisa orang tua membiarkan anak itu begitu saja.
Tuhan tidak melarang kita mengabarkan injil, bahkan menolong rumah tangga orang
lain, tetapi kalau anak-anak itu tidak terurus, tidak sungguh-sungguh mendapat
perhatian, maka apa yang sudah kita perbuat terhadap pemberian Allah itu ? Kita
harus ingat bahwa anak itu adalah miliknya Tuhan yang dipercayakan pada kita
untuk kita bina dan kita asuh sebaik-baiknya.
Sedangkan anak itu sendiri perlu
melihat satu contoh yang baik dari kehidupan nikah orang tuanya. Kalau seorang
ibu itu megatakan bahwa dia “tunduk”, tetapi tunduknya itu karena takut, oleh
sebab suami itu begitu keras dan sering main pukul, sehingga tunduknya itu
mengakibatkan kehancuran di dalam dan sebagai akibat adalah anak-anak yang
menjadi korban. Sedangkan anak yang masih kecil itu selalu di tandai kerendahan
hati, walaupun dipukul, dihajar, dia tidak akan melawan, tetapi apa yang tidak
terselesaikan dalam kehidupan seorang
ibu itu, sudah membuatkan hati anak yang kecil menjadi tidak betah tinggal
dirumah. Berhubung dia masih kecil, maka dia bertahan; tetapi sejak kecil hati
anak itu sudah ditanami satu bibit yang tidak baik, yaitu kelak kalau besar dia
akan pergi dari rumah. Namun sebenarnya, sekarang, saat dia masih kecil ini,
hatinya sudah pergi oleh sebab tindakan seorang ibu yang melampiaskan
kejengkelan di dalam itu dengan memukul anak sepuas-puasnya; hati anak itu
sudah hancur sejak dia masih kecil!
Banyak hal yang menjadi sasaran
adalah anak; tetapi baik sekali kalau kita mau mengoreksi diri dihadapan Tuhan,
supaya kita boleh mengetahui kehendak Tuhan justru menghadapi dunia yang sudah
sedemikian ini. Sebab sia-sia orang membangun rumah, kalau bukan Allah yang
membangunnya, sia-sia orang berusaha
. itupun di sertai derita, kalau
bukan Tuhan yang menolongnya !
Sesungguhnya Tuhan menghendaki
supaya ada perhatian terhadap anak-anak, sebab ini yang dikehendaki oleh Tuhan.
Gereja Tuhan harus berusaha dengan
pertolongan Tuhan, supaya didalammya ada satu pemberitaan Firman Tuhan yang
kuat, supaya olah Firman itu, setiap orang yang datang, entah dia itu orang
muda atau orang tua, laki atau perempuan akan mendapatkan satu jalan, sehingga
Firman itu akan mengerjakan keobahan menjadi satu kehidupan yang dilahirkan
oleh Allah. Ini berarti bahwa, jika setiap kehidupan kristen itu mengalami
keobahan oleh kuasa Firman, maka itu merupakan bukti bahwa kita sebagai
pimpinan/hamba Tuhan/pendeta, adalah bukan yang menentang rencana Allah, bukan
pimpinan yang hanya mementingkan diri sendiri, tetapi ada satu usaha untuk
bertekun di dalam Firman Allah, supaya rahasia Firman itu dibuka, sehingga
kabar yang kita sampaikan itu merupakan suatu kabar yang tepat mengenakan
sasaran yaitu hati setiap pendengarnya.
Dan
oleh kuasa Firman Allah yang murni, kehidupan itu akan mengalami suatu proses
kelahiran; dilahirkan oleh Allah, berarti kehidupan itu tidak lagi suka berbuat
dosa. Banya anak Tuhan datang ke gereja, tetapi kalau dibuktikan,
perbuatannya di luar tidak beda dengan
kehidupan mereka yang tidak mengenal Firman Tuhan. Ini merupakan bukti bahwa
kehidupan itu tidak pernah mengalami kuasa kelahiran oleh Firman Allah !
Tuhan tuntut pada orang-orang tua rohani untuk tidak mementingkan diri
sendiri, tetapi sebaliknya akan merasa senang bila anggotanya itu bisa
menyembah Tuhan sebab tidak suka berbuat dosa. Manusia tidak akan bisa menyembah
Tuhan kalau hatinya tidak rendah seperti anak-anak, sebab Tuhan katakan bahwa
siapa yang tidak jadi seperti anak-anak dalam kerendahan hati, tidak bisa masuk
kerajaan Surga. Kalau kehidupan kristen itu tidak mengalami keobahan oleh kuasa
Firman untuk tidak suka berbuat dosa, maka kehidupan itu tidak bisa beribadah,
maka ibadahnya hanya merupakan topeng saja, sebab hatinya masih memberati dosa.
1 Yahya 3:9 --- Siapa yang berasal daripada Allah,
tidak berbuat dosa, sebab benih Illahi itulah Firman ada di dalam dia. Kalau
Firman itu tinggal secara tetap dalam kehidupannya, maka dia tidak lagi suka
berbuat dosa, sebab dia lahir dari Allah!
Seharusnya
kehidupan kristen itu lain dengan yang tidak mengenal Firman Tuhan, yaitu
kehidupan yang menyayang dirinya untuk tidak masuk dalam kenajisan, sebab
kehidupan itu adalah miliknya Tuhan; inilah perhatian Tuhan terhadap anak-anak,
baik jasmani maupun rohani.
Banyak kali seorang hamba Tuhan itu
hanya mau mencari keuntungan untuk diri sendiri, mau mengkayakan dirinya
sediri, sehingga tidak memperhatikan kebutuhan dari anak-anak rohaninya. Ini
bukan kehendak Tuhan, dan jangan harap Tuhan akan mempercayakan pembukaan
FirmanNya pada hamba Tuhan yang sedemikian; sebab Firman Tuhan itu tidak bisa
disamakan dengan kekayaan dunia. Sebenarnya kebutuhan seorang hamba Tuhan
seperti makan, pakai, rumah dsb. Itu sudah disediakan bersamaan dengan
penyediaan kekayaan Firman Allah. Kalau Tuhan bisa memberikan anakNya yang
Tunggal sampai mati menjadi korban, masakan Dia tidak bisa memberikan segala
sesuatu yang kita perlukan? Ada ayat mengatakan : “Kristus sudah menjadi
miskin, supaya kita ini menjadi kaya” (2 Korintus 8:9). Kalau saja kita bisa
menghargai korban Kristus, maka apa saja yang kita perlukan, Tuhan sudah sediakan; tetapi banyak kali manusia itu
terlalu menghargai dirinya sendiri, itu sebabnya pekabaran Firman hanya
biasa-biasa saja, sehingga kehidupan Kristus itu seperti anak-anak yang tidak
mendapatkan perhatian; Firman itu tidak sungguh-sungguh menggairahkan
kehidupan-kehidupan yang mendengarnya untuk bisa berubah.
Matius
21:14
Ini
bukan saja kesembuhan jasmani, sebab kesembuhan jasmani itu hanya mengikut
saja, tapi yang terpenting adalah kesembuhan secara rohani. Kalau dulu memang
benar-benar orang buta dan lumpuh masuk dalam Ka’abah, tetapi sekarang artinya
bagi kita adalah buta dan lumpuh secara rohani, dan ini lebih hebat dari buta
dan lumpuh secara jasmani.
Buta rohani --- kehidupan kristen yang lupa pada penyucian
hidupnya, tidak mau berusaha lebih jauh untuk lebih meningkat. Suatu kali bertobat
dianggapnya cukup.
Lumpuh rohani --- orang yang segan menerima teguran Firman
Tuhan, segan disucikan Kehidupan yang sedemikian ini hanya mau mencari Firman
Tuhan yang ringan-ringan, yang tidak mengoreksi dosa !
Tuhan
menghendaki supaya dalam kehidupan anak-anak Tuhan itu ada suatu perkara yang
berkenan dihadapanNya; bukan semata-mata Allah itu menuntut supaya dipuji tapi
selayaknya Dia harus dipuja dan disembah karena pekerjaan ketebusanNya! Dalam
kitab Wahyu disebutkan bahwa yang berlayak membuka kitab yang termeterai luar
dan dalamnya adalah Anak Domba Allah yang sudah tersembelih!
Kitab
yang termeterai --- rahasia besar yang akan terjadi dan menimpa dunia ini.
Itu sebabnya kita perlu biasa
menghargai Korban Kristus, supaya nanti kalau rahasia dunia ini akan dibuka dan
terjadi suatu musibah yang akan menggoncang-gancingkan dunia oleh sebab hukuman
Allah, maka kita akan ditemukan sebagai penyembah-penyembah Allah Bapa dan
PuteraNya yang Tunggal --- Anak Domba Allah yang sudah tersembelih.
Wahyu
5:1
Kitab rahasia yang ditulis bagian
luar juga bagian dalamnya. Kalau saya boleh singkatkan; luar itulah rahasia apa
yang akan jadi, sedangkan dalam adalah rahasia besar yang dikatakan oleh Rasul
Paulus dalam Epesus 5:32
Wahyu
6:12 --- Ketika Anak Domba membuka
meterai yang keenam, akan ada gempa bumi yang dahsyat. Matahari akan jadi
kelam, bulan menjadi merah seperti darah, bintang-bintang di langit akan
berguguran seperti pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang muda (ayat 13).
Ini
baru salah satu dari rahasia yang akan jadi nanti, dan rahasia ini hanya bisa
dibukakan oleh Anak Domba Allah yang sudah tersembelih. Itu sebabnya patut kita
menyembah Dia, sebab dalam penyembahan berarti kita memberikan hidup ini untuk
masuk dalam perlindungan Allah.
Wayu
5:6-13
Anak
Domba tersembelih itulah Kristus yang sudah mati tersalib. Dialah yang berlayak
menerima kitab gulungan itu serta membuka meterainya --- rahasia yang akan
datang.
ayat 13 --- semua makhluk baik yang di Surga maupun
yang di bumi, menyembah dan menghormati Allah.
Kembali pada persoalan anak, maka
sebenarnya kita ini dilahirkan oleh benih Firman Allah, ini perlu disadari oleh
semua anak Tuhan supaya terjadi suatu kegerakan, kebangunan rohani dalam ibadah
kita. Posisi sedemikian ini akan menjadikan kita anak-anak yang melindungi diri
dalam pengayoman Tuhan demi menghadapi dunia yang sudah gawat ini.
Mazmur
8:3 --- Dari mulut anak-anak Tuhan meletakan tangan kekuatanNya untuk
menghadapi lawan!
Tidak
satu manusia mampu menghadapi situasi mendatang, tetapi Allah akan meletakkan
kekuatan pada kehidupan yang bisa memuja Tuhan --- seperti anak-anak.
Mazmur
8:4-6 --- Siapakah manusia sehingga Dia mau memberikan kekuatan yang besar
untuk sunguh-sungguh berkesanggupan / berkemampuan dalam menghadapi segala tantangan
dan kogoncangan dunia.
Allah
akan sangat memperhatikan kita, jika kita menjadi anak-anakNya yang rendah
hati, yang bisa memuji Tuhan, yang berserah sepenuh kepada Dia; Tuhan
memperhatikan seruan orang tua ! Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak itu
berlarut-larut hidup dalam dosa, sebab anak itu sudah menjadi rencana Allah
untuk penaklukan musuh !
Saya akan buktikan ini akan dalam
kitab Wahyu, dimana seorang wanita yang berpakaian matahari, berdiri atas bulan
dan bermahkotakan duabelas bintang --- itulah mempelai perempuan Tuhan dalam
kemuliaannya, akan melahirkan seorang anak laki-laki. Saat itu iblis dalam
bentuk ular naga yang tua, sudah menunggu dan siap untuk menerkam anak itu
serta melulurkannya hidup-hidup, tetapi Tuhan tidak ijinkan !
Lahirlah
anak laki-laki itu membuktikan kekuatan daripada Allah, sebab begitu anak itu
lahir, Allah langsung mengambilnya untuk dilahirkan dan dibawa ke takhtaNya.
Haleluyah ! --- Wahyu 12:1-6.
Kalau anak Tuhan itu sudah sampai di
takhta, maka di atas terjadi suatu pertempuran yang hebat antara Michael dengan
segala malaikatNya dan ular naga (iblis) dengan segala malaikatnya. Akibat dari
pertempuran yang hebat itu, maka iblis akan tercampak ke bumi dan tidak berdaya
lagi. --- Wahyu 12:7-9.
Sekarang dia masih bisa naik turun,
dia masih bisa menginjak Surga untuk melaporkan segala perbuatan hamba-hamba
Tuhan, juga kehidupan kristen, dia menjadi penuduh siang dan malam, tetapi
nanti jika anak laki-laki itu dipersembahkan di hadapan takhta Allah, maka dia
yang menjadi musuh kita itu akan tercampak ke bumi !.
Allah mempunyai rencana, bukan
semata-mata Dia menuntuk untuk dipuji, tetapi kalau Dia bisa membuatkan
anak-anakNya menjadi penyembah Tuhan, mengerti berterima kasih kepada Dia, maka
itu berarti menjelang kehancuran daripada dunia ! Tetapi kalau anak-anak Tuhan
itu tidak bisa sembahyang, tidak bisa menyembahm tidak bisa memuji, karena
tidak mengalami penyucian dalam hidupnya, masih suka dalam dosa, tidak
beribadah dengan baik, maka nanti anak Tuhan itu sendiri yang akan hancur,
sebab waktunya sudah singkat ! Itu sebabnya, biarlah mulai saat ini, kita mau
berikan hidup ini untuk sungguh-sungguh mengalami seperti apa yang Tuhan
kehendaki, yaitu lewat Firman Kabar Mempelai, Tuhan mau menyucikan kehidupan
ini, mengubah segala pendirian yang salah, baik dalam pelayanan, hidup nikah,
hidup pribadi juga ibadah, supaya hidup ini diterima oleh Tuhan sebagai
anak-anak yang akan dilindungi dan dipelihara oleh Dia sebagai Kepala.
Jangan kita main-main dengan waktu,
sebab Firman Tuhan tidak mengatakan hal yang salah ! Biar kita sadar dan mulai
menghargakan apa yang Tuhan perbuat atas kehidupan yang sisa ini. Lebih baik
kita menangis sekarag, untuk nanti akan tertawa daripada tertawa sekarang untuk
nanti mengangis ! Siapa bisa mengubah manusia, dan melahirkannya dari yang
jahat menjadi yang baik ? Hanya satu yang dapat, itulah Tuhan lewat FirmanNya
!.
(Kebaktian II, Rabu
17 September 1980, pagi)
No comments:
Post a Comment