Saturday 24 August 2013

FIRMAN TUHAN PPI MALANG



(Kebaktian II, Rabu 17 September 1980, pagi)
Ciptaan yang terakhir dari berbagai-bagai ciptaan Tuhan oleh kuasa Firman-Nya adalah ciptaan yang terindah berupa manusia dalam persekutuan nikahnya.
            Hari yang ke tujuh adalah hari perhentian daripada Tuhan dan Dia meresakan suatu kesukaan dalam hati-Nya jika ciptaan-Nya itu dititik selesaikan dengan terwujudnya kehidupan nikah yang berbahagia.
Nikah itu adalah nikah secara lahiriah yaitu hubungan antara Adam dan Hawa. Tuhan begitu bergemar melihat buah ciptaan-Nya dalam bentuk hubungan nikah yang sangat harmonis, sebab pribadi Adam adalah pribadi suami yang sempurna dalam kemuliaannya dab sempat mengalirkan kemuliaan itu pada isterinya yang di jadikan bukan dari tulang kaki atau tulang kepala, tetapi dari sebilah tulang rusuk untuk mendapatkan kehormatan secara wajar. Isteri itu bukan untuk diinjak, juga bukan untuk di agung-agungkan melainkan untuk di hormati sesuai kedudukannya sebagaimana asal usulnya yaitu dari sebilah tulang rusuk yang lemah; di bentuk menjadi sederajat dengan orang laki-laki bahkan di kaitkan sewaris dengan orang laki-laki. Itu sebabnya Tuhan perintahkan kepada suami untuk harus menghargai istri itu sebagai pendamping, penolong yang satu tubuh dengannya untuk akan diberkati oleh Tuhan.
            Kerinduan daripada Allah Bapa sebagai penguasa atas segala sesuatu adalah mengadakan perjamuan nikah yang besar bagi satu-satunya putra yaitu Kristus, sehingga Allah bekerja dengan Roh-Nya yang suci pada akhir zaman ini, justru pada saat manusia melakukan banyak pelanggaran dan segala kesesatan yang menuju pada kesempurnaan kejahatan, untuk membuktikan kuat kuasa-Nya demi menciptakan suatu ciptaan yang mulia yaitu siding-Nya yang oleh satu-satunya korban… korban Kristus, mengalami suatu proses penyucian untuk menjadi sempurna! Bagi Allah tidak ada sesuatu yang mustahil. Dia member kesempatan dengan kuasa Firman Penciptaan-Nya pada zaman yang akhir ini yakni menjelang hari ke tujuh; dalam Alkitab diistilahkan menjelang seribu tahun kerajaan. Waktunya sudah terlalu singkat! Tuhan menciptakan menusia dalam wujud mempelai itu adalah pada hari yang ke enam (hari yang terakhir) …. menunjuk zaman yang sudah akhir dimana sidang-Nya itu harus bergegas dalam jalur lomba rohani untuk segera mencapai hadiah yang di sediakan oleh Allah yaitu mahkota kemuliaan. Jangan kita menjadi kehidupan Kristen yang memyalah gunakan kesempatan yang sedikit ini untuk hidup dalam dosa, terlebih dosa sex yang sangat jahat ini, tetapi sebaliknya biar kita mau menyerahkan kehidupan nikah itu untuk mengalami penyucian lewat Firman-Nya supaya kita boleh di terima menjadi anggota tubuh Kristus yang di sempurnakan!
Epesus 5 ---     Ini bukan sekedar peraturan untuk pemberkatan nikah di gereja; kalau hanya merupakan peraturan, maka kita sudah membatasi kekuatanNya dengan peraturan-peraturan kegerejaan berarti kita mengabaikan satu perkara besar yang bisa dibuatkan oleh Firman Allah.
Epesus 5:22-27 ----      Firman Allah menyatakan bahwa nikah jasmani itu erat dengan nikah rohani, yaitu antara Kristus sebagai Kepala dengan sidangNya.
Nikah jasmani itu dimuliakan oleh Tuhan untuk dibawa pada nikah yang rohani, itu sebabnya jangan nikah itu dihancurkan oleh problem-problem dunia ini sehingga luput dari rencana Tuhan yaitu untuk menghadapkan sidangNya (yang terdiri dari orang-orang yang mengalami proses penyucian) sebagai mempelai perempuan bagi mempelai laki-laki itulah Kristus sendiri.
            Ini yang dikatakan Tuhan itu melakukan/mengerjakan yang menjadi kehendak Allah yang mengutus Dia dan menggenapkannya yaitu merebut perempuan yang jatuh; yang nikahnya rusak --- perempuan Samaria (Yahya 4);  Dia tidak akan berhenti bekerja sebelum nikah-nikah di bumi ini mengalami perbaikan untuk dikembalikan pada proporsi yang semula yaitu untuk menjadi nikah yang suci; yang sempurna dan diterima menjadi anggota tubuh Kristus! Korban Kristus itu bukan sekedar untuk menyembuhan yang sakit; menghiburkan yang susah; menguatkan yang lemah; membangkitkan yang mati dsb.; memang itu penting, tetapi Tuhan menghendaki lebih dari pada itu yaitu supaya Korban Kristus yang besar itu akan mencapai suatu hasil yang besar juga yakni kesempurnaan sidangNya. Haleluyah !
            Ini sekilas yang menjadi inti dari Kabar Mempelai; kita sedang menuju ke sana secara nubuatan, tetapi prakteknya adalah kehidupan nikah dibumi ini yang sedang di garap oleh Tuhan lewat proses penciptaan dalam sistim penyucian atas pribadi suami-isteri dan juga anak-anak sebagai buah nikah. Jadi Kabar Mempelai ini bukan hanya untuk suami-isteri atau bapak ibu saja; sebab pribadi-pribadi yang belum nikah/pribadi anak-anak itu diperintahkan oleh Tuhan untuk menghormati ibu-bapak supaya umurnya diperpanjang. Kalau anak itu merasa dirinya sebagai hasil nikah orang tuanya, maka nikah orang tua itu harus dihormati, supaya anak yang hormat pada orang tuanya juga akan diberi kesempatan untuk masuk dalam pembentukan mempelai perempuanNya --- sidang yang sempurna ! Saat kejadian-kejadian yang hebat, yang sangat mengganggu dunia ini, terutama untuk hidup remaja dan anak-anak!
            Kalau saya boleh katakan, hidup anak-anak dan remaja sekarang ini, sungguh-sungguh berbahaya sekali ! Banyak orang tua menjadi resah kalau melepaskan anak-anak itu pergi sendiri; sungguh-sungguh orang tua itu harus banyak berdoa untuk keselamatan keturunannya yang hidup pada zaman yang sudah luar biasa ini, dimana anak-anak muda itu berjatuhan dalam dosa yang diancam oleh hukuman Allah --- “Hendaklah nikah itu suci dan dihormati; sebab siapa yang berzinah dan melacur (bersundal) itu dihukum Allah” (Iberani 13:4).
            Dosa sekarang ini adalah dosa pezinahan dan pelacuran yang luar biasa ! Itu sebabnya anak-anak muda itu perlu sekali mendengar Firman Tuhan, yaitu satu kabar yang sungguh-sungguh mengingatkan hidup muda itu untuk berhati-hati, sebab banyak kehidupan muda, setelahnya mendengar Firman Allah, bisa merasa bahwa sejak kecil sudah pernah jatuh, sehingga mereka mengadakan suatu pengakuan. Oleh Firman Allah mereka jadi tahu jalan mana yang harus ditempuh, agar hidupnya itu tidak terus berada bahkan lebih masuk dalam dosa.
Matius 21:15-17
Betania artinya: Rumah kurma --- kurma itu selalu rasa manis.
Kita harus terima ini dalam pengertian yang rohani, bukan semata-mata Tuhan itu mencari kurma untuk dimakan, tetapi tidak ada kata-kata dalam Alkitab yang tidak mengandung arti rohani untuk zaman sekarang ini.
            Tampaknya seperti Tuhan itu merasa pahit dalam meghadapi sikapnya orang-orang itu (imam-imam kepala dan ahli-ahli torat); sehingga ayat mengatakan : Tuhan tinggalkan mereka dan kemudian pergi ke Betania. . . .
            Ada sesuatu yang membuatkan hati Tuhan itu seperti terasa pahit, sehingga Dia pergi ke Betania dan menginap di sana, untuk keesokan harinya Dia kembali ke tempat itu karena pekerjaanNya belum selesai, Dia tidak takut tantangan !
            Dalam perjalananNya kembali itu, Dia menjumpai pohon ara yang kering (tidak berbuah) --- (Firman Tuhan pada kebaktian I).
Ayat 15-16 ---  Di sini kita melihat bahwa Tuhan langsung mendapat tantangan dari pimpinan-pimpinan kaabah Allah yaitu imam-imam agung dan ahli-ahli torat yang tidak senang dengan adanya suatu kegerakan, suatu kebangunan, sorak-sorai dari anak-anak kecil !
Hati dari pimpinan-pimpinan kaabah ini tidak senang mendengar anak-anak itu menyerukan: “Hosana!”. Hosana itu artinya suatu seruan pemujaan atau seruan kasih yang mendalam atau suatu penyembahan. Ini yang sudah diserukan oleh anak-anak kecil itu, sehingga walaupun manusia tidak senang, tetapi Allah menerimanya.
            Tuhan suka umatNya itu adalah umat yang suka berdoa dan menyembah Dia, sebab sikap yang sedemikian ini yang sungguh-sungguh dinantikan oleh Tuhan, tetapi kenyataannya, dari segala macam kebaktian yang pernah di kerjakan oleh anak-anak Tuhan, yang paling tidak mengalami kebangunan adalah kebaktian doa; kalau menyanyi, masih semangat; kalau Firman Tuhan, masih juga berusaha untuk mendengarkan, tetapi secepatnya diajak berdoa, maka itu merupakan satu rohani dalam sembahyang. Kalau tidak ada roh penyembahan kepada Tuhan, maka doa itu hanya terbatas pada kata-kata/kalimat dari pendeta. Itu yang menyebabkan hati Tuhan tidak merasa puas, sebab tidak ada pemujaan kepada Tuhan.
Memang ada suatu alasan yang menyebabkan pimpinan-pimpinan kaabah itu tida senang kalau terjadi suatu mujizat, apalagi ditambah dengan pujian anak-anak itu bagi Tuhan; sebab dengan adanya mujizat-mujizat itu, kepentingan pribadi mereka seperti terancam, mungkin kedudukannya, mungkin sesuatu yang memberikan keuntungan secara keuangan. Itu sebabnya mereka mengadakan suatu reaksi terhadap kenyataan mujizat yang terjadi. Tetapi saya tidak bermaksud menerapkan ini sekarang, mungkin lain kesempatan kalau Tuhan ijinkan.
            Saya ingin mengajak Saudara beralih ke “perhatian Tuhan pada manusia”. Perhatian Tuhan terhadap kita itu dimulai dari anak-anak, sebab perhatian Tuhan itu terutama di tujukan pada buah kandungan, yaitu anak-anak. Itu sebabnya kita sebagai orang tua, sungguh-sungguh perlu memperhatikan apa yang menjadi kehendak Tuhan, terutama mengenai anak-anak kita !
Mazmur 127:1-3
            Anak-anak itu merupakan hadiah dari pada Allah dan buah kandungan itu adalah upah, tetapi juga anak-anak itu sebenarnya adaah milik Tuhan.
            Alasan ini yang membuatkan orang tua itu harus sungguh-sungguh memperhatikan anak-anak. Seperti Tuhan itu memberi suatu kesempatan bagi anak-anak di dalam kaabah itu untuk mengadakan suatu pemujaan kepada Tuhan dan hal ini secara langsung diperhatikan oleh Tuhan, apapun tantangannya; sebab anak itu adalah milik pusakanya Tuhan untuk kemudian dihadiahkan pada orang tua. Begitu besar arti dari anak-anak yang di anugerahkan Tuhan bagi satu keluarga. Itu sebabnya anak-anak tidak cukup diserahkan pada guru-guru sekolah untuk menjadi pandai, atau kepada orang lain, sebab yang menerima hadiah dan kepercayaan itu adalah orang tua sendiri. Jadi untuk mendewasakan anak, itu adalah tanggung jawab dari orang tua yang sudah melahirkan anak itu ! Tidak bisa orang tua membiarkan anak itu begitu saja. Tuhan tidak melarang kita mengabarkan injil, bahkan menolong rumah tangga orang lain, tetapi kalau anak-anak itu tidak terurus, tidak sungguh-sungguh mendapat perhatian, maka apa yang sudah kita perbuat terhadap pemberian Allah itu ? Kita harus ingat bahwa anak itu adalah miliknya Tuhan yang dipercayakan pada kita untuk kita bina dan kita asuh sebaik-baiknya.
            Sedangkan anak itu sendiri perlu melihat satu contoh yang baik dari kehidupan nikah orang tuanya. Kalau seorang ibu itu megatakan bahwa dia “tunduk”, tetapi tunduknya itu karena takut, oleh sebab suami itu begitu keras dan sering main pukul, sehingga tunduknya itu mengakibatkan kehancuran di dalam dan sebagai akibat adalah anak-anak yang menjadi korban. Sedangkan anak yang masih kecil itu selalu di tandai kerendahan hati, walaupun dipukul, dihajar, dia tidak akan melawan, tetapi apa yang tidak terselesaikan  dalam kehidupan seorang ibu itu, sudah membuatkan hati anak yang kecil menjadi tidak betah tinggal dirumah. Berhubung dia masih kecil, maka dia bertahan; tetapi sejak kecil hati anak itu sudah ditanami satu bibit yang tidak baik, yaitu kelak kalau besar dia akan pergi dari rumah. Namun sebenarnya, sekarang, saat dia masih kecil ini, hatinya sudah pergi oleh sebab tindakan seorang ibu yang melampiaskan kejengkelan di dalam itu dengan memukul anak sepuas-puasnya; hati anak itu sudah hancur sejak dia masih kecil!
            Banyak hal yang menjadi sasaran adalah anak; tetapi baik sekali kalau kita mau mengoreksi diri dihadapan Tuhan, supaya kita boleh mengetahui kehendak Tuhan justru menghadapi dunia yang sudah sedemikian ini. Sebab sia-sia orang membangun rumah, kalau bukan Allah yang membangunnya, sia-sia orang berusaha  .  itupun di sertai derita, kalau bukan Tuhan yang menolongnya !
            Sesungguhnya Tuhan menghendaki supaya ada perhatian terhadap anak-anak, sebab ini yang dikehendaki oleh Tuhan.
            Gereja Tuhan harus berusaha dengan pertolongan Tuhan, supaya didalammya ada satu pemberitaan Firman Tuhan yang kuat, supaya olah Firman itu, setiap orang yang datang, entah dia itu orang muda atau orang tua, laki atau perempuan akan mendapatkan satu jalan, sehingga Firman itu akan mengerjakan keobahan menjadi satu kehidupan yang dilahirkan oleh Allah. Ini berarti bahwa, jika setiap kehidupan kristen itu mengalami keobahan oleh kuasa Firman, maka itu merupakan bukti bahwa kita sebagai pimpinan/hamba Tuhan/pendeta, adalah bukan yang menentang rencana Allah, bukan pimpinan yang hanya mementingkan diri sendiri, tetapi ada satu usaha untuk bertekun di dalam Firman Allah, supaya rahasia Firman itu dibuka, sehingga kabar yang kita sampaikan itu merupakan suatu kabar yang tepat mengenakan sasaran yaitu hati setiap pendengarnya.
Dan oleh kuasa Firman Allah yang murni, kehidupan itu akan mengalami suatu proses kelahiran; dilahirkan oleh Allah, berarti kehidupan itu tidak lagi suka berbuat dosa. Banya anak Tuhan datang ke gereja, tetapi kalau dibuktikan, perbuatannya  di luar tidak beda dengan kehidupan mereka yang tidak mengenal Firman Tuhan. Ini merupakan bukti bahwa kehidupan itu tidak pernah mengalami kuasa kelahiran oleh Firman Allah !
            Tuhan tuntut pada orang-orang  tua rohani untuk tidak mementingkan diri sendiri, tetapi sebaliknya akan merasa senang bila anggotanya itu bisa menyembah Tuhan sebab tidak suka berbuat dosa. Manusia tidak akan bisa menyembah Tuhan kalau hatinya tidak rendah seperti anak-anak, sebab Tuhan katakan bahwa siapa yang tidak jadi seperti anak-anak dalam kerendahan hati, tidak bisa masuk kerajaan Surga. Kalau kehidupan kristen itu tidak mengalami keobahan oleh kuasa Firman untuk tidak suka berbuat dosa, maka kehidupan itu tidak bisa beribadah, maka ibadahnya hanya merupakan topeng saja, sebab hatinya masih memberati dosa.
1 Yahya 3:9 ---            Siapa yang berasal daripada Allah, tidak berbuat dosa, sebab benih Illahi itulah Firman ada di dalam dia. Kalau Firman itu tinggal secara tetap dalam kehidupannya, maka dia tidak lagi suka berbuat dosa, sebab dia lahir dari Allah!
Seharusnya kehidupan kristen itu lain dengan yang tidak mengenal Firman Tuhan, yaitu kehidupan yang menyayang dirinya untuk tidak masuk dalam kenajisan, sebab kehidupan itu adalah miliknya Tuhan; inilah perhatian Tuhan terhadap anak-anak, baik jasmani maupun rohani.
            Banyak kali seorang hamba Tuhan itu hanya mau mencari keuntungan untuk diri sendiri, mau mengkayakan dirinya sediri, sehingga tidak memperhatikan kebutuhan dari anak-anak rohaninya. Ini bukan kehendak Tuhan, dan jangan harap Tuhan akan mempercayakan pembukaan FirmanNya pada hamba Tuhan yang sedemikian; sebab Firman Tuhan itu tidak bisa disamakan dengan kekayaan dunia. Sebenarnya kebutuhan seorang hamba Tuhan seperti makan, pakai, rumah dsb. Itu sudah disediakan bersamaan dengan penyediaan kekayaan Firman Allah. Kalau Tuhan bisa memberikan anakNya yang Tunggal sampai mati menjadi korban, masakan Dia tidak bisa memberikan segala sesuatu yang kita perlukan? Ada ayat mengatakan : “Kristus sudah menjadi miskin, supaya kita ini menjadi kaya” (2 Korintus 8:9). Kalau saja kita bisa menghargai korban Kristus, maka apa saja yang kita perlukan, Tuhan  sudah sediakan; tetapi banyak kali manusia itu terlalu menghargai dirinya sendiri, itu sebabnya pekabaran Firman hanya biasa-biasa saja, sehingga kehidupan Kristus itu seperti anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian; Firman itu tidak sungguh-sungguh menggairahkan kehidupan-kehidupan yang mendengarnya untuk bisa berubah.
Matius 21:14
Ini bukan saja kesembuhan jasmani, sebab kesembuhan jasmani itu hanya mengikut saja, tapi yang terpenting adalah kesembuhan secara rohani. Kalau dulu memang benar-benar orang buta dan lumpuh masuk dalam Ka’abah, tetapi sekarang artinya bagi kita adalah buta dan lumpuh secara rohani, dan ini lebih hebat dari buta dan lumpuh secara jasmani.
Buta rohani --- kehidupan kristen yang lupa pada penyucian hidupnya, tidak mau berusaha lebih jauh untuk lebih meningkat. Suatu kali bertobat dianggapnya cukup.
Lumpuh rohani ---       orang yang segan menerima teguran Firman Tuhan, segan disucikan Kehidupan yang sedemikian ini hanya mau mencari Firman Tuhan yang ringan-ringan, yang tidak mengoreksi dosa !
Tuhan menghendaki supaya dalam kehidupan anak-anak Tuhan itu ada suatu perkara yang berkenan dihadapanNya; bukan semata-mata Allah itu menuntut supaya dipuji tapi selayaknya Dia harus dipuja dan disembah karena pekerjaan ketebusanNya! Dalam kitab Wahyu disebutkan bahwa yang berlayak membuka kitab yang termeterai luar dan dalamnya adalah Anak Domba Allah yang sudah tersembelih!
Kitab yang termeterai --- rahasia besar yang akan terjadi dan menimpa dunia ini.
            Itu sebabnya kita perlu biasa menghargai Korban Kristus, supaya nanti kalau rahasia dunia ini akan dibuka dan terjadi suatu musibah yang akan menggoncang-gancingkan dunia oleh sebab hukuman Allah, maka kita akan ditemukan sebagai penyembah-penyembah Allah Bapa dan PuteraNya yang Tunggal --- Anak Domba Allah yang sudah tersembelih.
Wahyu 5:1
            Kitab rahasia yang ditulis bagian luar juga bagian dalamnya. Kalau saya boleh singkatkan; luar itulah rahasia apa yang akan jadi, sedangkan dalam adalah rahasia besar yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Epesus 5:32
Wahyu 6:12 ---            Ketika Anak Domba membuka meterai yang keenam, akan ada gempa bumi yang dahsyat. Matahari akan jadi kelam, bulan menjadi merah seperti darah, bintang-bintang di langit akan berguguran seperti pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang muda (ayat 13).
Ini baru salah satu dari rahasia yang akan jadi nanti, dan rahasia ini hanya bisa dibukakan oleh Anak Domba Allah yang sudah tersembelih. Itu sebabnya patut kita menyembah Dia, sebab dalam penyembahan berarti kita memberikan hidup ini untuk masuk dalam perlindungan Allah.
Wayu 5:6-13
Anak Domba tersembelih itulah Kristus yang sudah mati tersalib. Dialah yang berlayak menerima kitab gulungan itu serta membuka meterainya --- rahasia yang akan datang.
ayat 13 ---        semua makhluk baik yang di Surga maupun yang di bumi, menyembah dan menghormati Allah.
          Kembali pada persoalan anak, maka sebenarnya kita ini dilahirkan oleh benih Firman Allah, ini perlu disadari oleh semua anak Tuhan supaya terjadi suatu kegerakan, kebangunan rohani dalam ibadah kita. Posisi sedemikian ini akan menjadikan kita anak-anak yang melindungi diri dalam pengayoman Tuhan demi menghadapi dunia yang sudah gawat ini.
Mazmur 8:3 --- Dari mulut anak-anak Tuhan meletakan tangan kekuatanNya untuk menghadapi lawan!
Tidak satu manusia mampu menghadapi situasi mendatang, tetapi Allah akan meletakkan kekuatan pada kehidupan yang bisa memuja Tuhan --- seperti anak-anak.
Mazmur 8:4-6 --- Siapakah manusia sehingga Dia mau memberikan kekuatan yang besar untuk sunguh-sungguh berkesanggupan / berkemampuan dalam menghadapi segala tantangan dan kogoncangan dunia.
Allah akan sangat memperhatikan kita, jika kita menjadi anak-anakNya yang rendah hati, yang bisa memuji Tuhan, yang berserah sepenuh kepada Dia; Tuhan memperhatikan seruan orang tua ! Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak itu berlarut-larut hidup dalam dosa, sebab anak itu sudah menjadi rencana Allah untuk penaklukan musuh !
          Saya akan buktikan ini akan dalam kitab Wahyu, dimana seorang wanita yang berpakaian matahari, berdiri atas bulan dan bermahkotakan duabelas bintang --- itulah mempelai perempuan Tuhan dalam kemuliaannya, akan melahirkan seorang anak laki-laki. Saat itu iblis dalam bentuk ular naga yang tua, sudah menunggu dan siap untuk menerkam anak itu serta melulurkannya hidup-hidup, tetapi Tuhan tidak ijinkan !
Lahirlah anak laki-laki itu membuktikan kekuatan daripada Allah, sebab begitu anak itu lahir, Allah langsung mengambilnya untuk dilahirkan dan dibawa ke takhtaNya. Haleluyah ! --- Wahyu 12:1-6.
          Kalau anak Tuhan itu sudah sampai di takhta, maka di atas terjadi suatu pertempuran yang hebat antara Michael dengan segala malaikatNya dan ular naga (iblis) dengan segala malaikatnya. Akibat dari pertempuran yang hebat itu, maka iblis akan tercampak ke bumi dan tidak berdaya lagi. --- Wahyu 12:7-9.
          Sekarang dia masih bisa naik turun, dia masih bisa menginjak Surga untuk melaporkan segala perbuatan hamba-hamba Tuhan, juga kehidupan kristen, dia menjadi penuduh siang dan malam, tetapi nanti jika anak laki-laki itu dipersembahkan di hadapan takhta Allah, maka dia yang menjadi musuh kita itu akan tercampak ke bumi !.
          Allah mempunyai rencana, bukan semata-mata Dia menuntuk untuk dipuji, tetapi kalau Dia bisa membuatkan anak-anakNya menjadi penyembah Tuhan, mengerti berterima kasih kepada Dia, maka itu berarti menjelang kehancuran daripada dunia ! Tetapi kalau anak-anak Tuhan itu tidak bisa sembahyang, tidak bisa menyembahm tidak bisa memuji, karena tidak mengalami penyucian dalam hidupnya, masih suka dalam dosa, tidak beribadah dengan baik, maka nanti anak Tuhan itu sendiri yang akan hancur, sebab waktunya sudah singkat ! Itu sebabnya, biarlah mulai saat ini, kita mau berikan hidup ini untuk sungguh-sungguh mengalami seperti apa yang Tuhan kehendaki, yaitu lewat Firman Kabar Mempelai, Tuhan mau menyucikan kehidupan ini, mengubah segala pendirian yang salah, baik dalam pelayanan, hidup nikah, hidup pribadi juga ibadah, supaya hidup ini diterima oleh Tuhan sebagai anak-anak yang akan dilindungi dan dipelihara oleh Dia sebagai Kepala.
          Jangan kita main-main dengan waktu, sebab Firman Tuhan tidak mengatakan hal yang salah ! Biar kita sadar dan mulai menghargakan apa yang Tuhan perbuat atas kehidupan yang sisa ini. Lebih baik kita menangis sekarag, untuk nanti akan tertawa daripada tertawa sekarang untuk nanti mengangis ! Siapa bisa mengubah manusia, dan melahirkannya dari yang jahat menjadi yang baik ? Hanya satu yang dapat, itulah Tuhan lewat FirmanNya !.

 (Kebaktian II, Rabu 17 September 1980, pagi)

No comments:

Post a Comment